Kemanakah Mahasiwa dalam Lagu “Buruh Tani, Mahasiswa, Rakyat Miskin Kota”?

01/02/17




Lagu itu adalah lagu favorit yang sering dinyanyikan oleh kaum mahasiwa, lebih-lebih yang mendaku dirinya sebagai aktivis organisasi mahasiswa. Selain karena memang enak didengar dan dinyanyikan, buruh tani, mahasiwa dan rakyat miskin kota pernah disatukan dalam merebut demokrasi

Pernah pada suatu waktu, mahasiswa menjadi kelompok sentral di Indonesia. Mulai dari masa perjuangan kemerdekaan, hingga masa kemerdekaan. Posisi kelompok mahasiswa jelas, melawan penjajah Belanda, memerangi kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak lagi berpihak pada rakyat. Maka meletuslah peristiwa peristiwa 1998 sebagai suatu sikap tegas mahasiswa menghadapi pemerintah.

Ketegasan sikap kelompok mahasiswa hari ini bergeser jauh. Ada kegamangan mahasiwa menghadapi peristiwa-peristiwa menyangkut kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Salah satu contohnya adalah pemaksaan pembangunan pabrik semen di rembang, Jawa Tengah yang ditolak masyarakat setempat dengan alasan yang sebenarnya sangat mulia; melindungi sumber penghidupan.

Organisasi-organisasi kemahasiswa yang mengklaim dirinya sebagai aktivis dengan segala romantisme masa lalunya dan kemudian mendaku sebagai agent of social control dan agent of change tidak bersuara secara tegas untuk tidak bilang diam sama sekali.

Muhidin M Dahlan dalam salah satu tulisannya di tirto.id, mempertanyakan kontribusi mahasiswa, khususnya mahasiswa pertanian terhadap penggusuran dengan kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah; “Kekerasan terhadap para petani terjadi di mana-mana. Yang terbaru terjadi di Sukamulyo (Jawa Barat) dan Langkat (Sumatera Utara). Halo Para Mahasiswa pertanian, anda lagi ngapain?

Hal ini hanya satu kasus dari sekian banyak kasus, di mana kepentingan rakyat diperjuangkan oleh mereka sendiri, tanpa ada campur tangan dari mahasiswa untuk melakukan kerja-kerja aktivis yang selama ini dikenal dengan gerakan advokasinya, pendampingan terhadap kaum-kaum lemah.
Hari ini yang menghiasai pemberitaan malah bukan bagaimana mahasiswa melakukan perlawanan-perlawanan terhadap kekerasan penguasa, melainkan mahasiwa yang melakukan tindak kriminal mulai perjokian masuk perguruan tinggi, mahasiwa/mahasiswi yang membuka jasa pelayanan seksual dan sebagainya.

Fenomena seperti ini sebenarnya sudah terlihat ketika gelombang demonstrasi sebagai wujud perlawanan terhadap penguasa.tokoh-tokoh sentral mahasiwa masuk dalam lingkaran kekuasaan dan ternyata tergilas oleh sistem yang koruptif. Akhirnya, ada kegamangan kelompok mahasiwa antara menjalankan perannya sebagai agent of change atau ikut kakanda-kakandanya dalam pusaran kekuasaan.

Mungkinkan lagu “Buruh Tani, Mahasiswa, Rakyat Miskin Kota” perlu direvisi dan menghilangkan Mahasiswa?
 

Terima kasih, semoga bermanfaat.. H A M D A N I

0 komentar:

Posting Komentar

Harap isi kolom komentar dengan baik.
Kritik dan saran membangun akan sangat bermanfaat.

 
LEGITAS © 2012 | Designed by Bubble Shooter, in collaboration with Reseller Hosting , Forum Jual Beli and Business Solutions